Liputan6.com, London: Pemanasan global yang terjadi saat ini diperkirakan menyebabkan Kutub Utara meleleh lebih cepat. Sumber Dailymail
menyebutkan, Jumat (22/7), para peneliti memperkirakan es di Kutub
Utara mencair pada 2011. Prediksi berdasarkan penelitian yang
menyebutkan, pemanasan membuat 46 ribu meter persegi es mencair setiap
hari.
Jika pencairan es terus terjadi dalam jumlah yang sama sepanjang Juli, akan menjadi tingkat tercepat es di kutub utara meleleh sejak 1979 lampau. Bahkan, sebuah gambar yang diambil dari satelit dari atas Greenland menunjukkan mencairnya es di wilayah tersebut.
"Pencairan es di Kutub Utara relatif cepat. Tentu secara keseluruhan, kami pikir es akan menipis secara keseluruhan pada musim ini dibandingkan tahun 2007," kata Julienne Stroeve, peneliti dari Lembaga Pengawas Es dan Salju Nasional (NSIDC). Jumlah es saat ini 865 ribu mil persegi, di bawah rata-rata tahun 1979 hingga 2000. Tingkat tercepat sebelumnya es mencair pada 2007.
Para peneliti mengatakan, mencair dan membekunya es laut Kutub Utara terjadi dengan intensitas bervariasi setiap tahun. Tetapi di musim semi karena cuaca hangat tiba es mulai mencair. Setiap tahun jumlah es yang kembali membeku di musim gugur menurun. Mereka juga menemukan, tahun ini es mulai mencair antara dua minggu dan dua bulan lebih awal dari biasa. Hal ini menandakan jumlah keseluruhan es yang mencair lebih besar sepanjang tahun.
Pengukuran es berlangsung di Laut Chukchi, dekat Alaska, Barents, Laut Kara dan Laptev, dekat Finlandia dan Rusia. Hal ini diyakini bahwa es yang mencair disebabkan angin hangat yang menyapu belahan bumi utara. Langit cerah di atas Kutub Utara juga telah memungkinkan sinar matahari untuk membakar lembaran es yang biasanya dilindungi awan tebal.(AIS)
Jika pencairan es terus terjadi dalam jumlah yang sama sepanjang Juli, akan menjadi tingkat tercepat es di kutub utara meleleh sejak 1979 lampau. Bahkan, sebuah gambar yang diambil dari satelit dari atas Greenland menunjukkan mencairnya es di wilayah tersebut.
"Pencairan es di Kutub Utara relatif cepat. Tentu secara keseluruhan, kami pikir es akan menipis secara keseluruhan pada musim ini dibandingkan tahun 2007," kata Julienne Stroeve, peneliti dari Lembaga Pengawas Es dan Salju Nasional (NSIDC). Jumlah es saat ini 865 ribu mil persegi, di bawah rata-rata tahun 1979 hingga 2000. Tingkat tercepat sebelumnya es mencair pada 2007.
Para peneliti mengatakan, mencair dan membekunya es laut Kutub Utara terjadi dengan intensitas bervariasi setiap tahun. Tetapi di musim semi karena cuaca hangat tiba es mulai mencair. Setiap tahun jumlah es yang kembali membeku di musim gugur menurun. Mereka juga menemukan, tahun ini es mulai mencair antara dua minggu dan dua bulan lebih awal dari biasa. Hal ini menandakan jumlah keseluruhan es yang mencair lebih besar sepanjang tahun.
Pengukuran es berlangsung di Laut Chukchi, dekat Alaska, Barents, Laut Kara dan Laptev, dekat Finlandia dan Rusia. Hal ini diyakini bahwa es yang mencair disebabkan angin hangat yang menyapu belahan bumi utara. Langit cerah di atas Kutub Utara juga telah memungkinkan sinar matahari untuk membakar lembaran es yang biasanya dilindungi awan tebal.(AIS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar