Tampilkan postingan dengan label Kutub Es Mencair. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kutub Es Mencair. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 Agustus 2011

Es Kutub Utara Meleleh Lebih Cepat

Es Kutub Utara Meleleh Lebih Cepat

INILAH.COM, Jakarta - Perhitungan PBB mengenai masa leleh es Kutub Utara bisa jadi salah. Ilmuwan MIT perkirakan es Kutub Utara akan meleleh 4 kali lebih cepat.
Ilmuwan Massachusetts Institute of Technology (MIT) membantah penyataan Perserikatan Bangsa-bangsa mengenai perubahan iklim, yang menyebutkan bahwa es Kutub Utara akan habis meleleh pada 2100. Seperti dilansir International Business Times, menurut prediksi MIT, es di Kutub Utara akan meleleh dengan laju empat kali lebih cepat daripada yang dilaporkan PBB.
Pierre Rampal dari departmen Earth, Atmosphere and Planetary Sciences, MIT, mengingatkan, prediksi ini mungkin berbeda-beda dengan kenyataan di berbagai tempat, karena ada perbedaan data pada model Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dengan fakta sebenarnya sehingga prediksi itu tidak akurat.
Data tersebut memprediksi dengan menggunakan variabel perubahan temperatur. Jadi, laporan PBB melupakan keberadaan variabel dorongan mekanis dalam pengukuran waktu leleh es. Dorongan mekanis yang dimaksud misalnya arus angin yang menerpa es serta gelombang laut yang dapat menghantam dinding es. Seiring perubahan suhu yang terjadi berulang-ulang, es juga akan jadi lebih rapuh, sehingga es jadi lebih cepat meleleh.

Kutub Utara Meleleh 2011


  • Republika - Kam, 18 Agu 2011
Liputan6.com, London: Pemanasan global yang terjadi saat ini diperkirakan menyebabkan Kutub Utara meleleh lebih cepat. Sumber Dailymail menyebutkan, Jumat (22/7), para peneliti memperkirakan es di Kutub Utara mencair pada 2011. Prediksi berdasarkan penelitian yang menyebutkan, pemanasan membuat 46 ribu meter persegi es mencair setiap hari.
Jika pencairan es terus terjadi dalam jumlah yang sama sepanjang Juli, akan menjadi tingkat tercepat es di kutub utara meleleh sejak 1979 lampau. Bahkan, sebuah gambar yang diambil dari satelit dari atas Greenland menunjukkan mencairnya es di wilayah tersebut.
"Pencairan es di Kutub Utara relatif cepat. Tentu secara keseluruhan, kami pikir es akan menipis secara keseluruhan pada musim ini dibandingkan tahun 2007," kata Julienne Stroeve, peneliti dari Lembaga Pengawas Es dan Salju Nasional (NSIDC). Jumlah es saat ini 865 ribu mil persegi, di bawah rata-rata tahun 1979 hingga 2000. Tingkat tercepat sebelumnya es mencair pada 2007.
Para peneliti mengatakan, mencair dan membekunya es laut Kutub Utara terjadi dengan intensitas bervariasi setiap tahun. Tetapi di musim semi karena cuaca hangat tiba es mulai mencair. Setiap tahun jumlah es yang kembali membeku di musim gugur menurun. Mereka juga menemukan, tahun ini es mulai mencair antara dua minggu dan dua bulan lebih awal dari biasa. Hal ini menandakan jumlah keseluruhan es yang mencair lebih besar sepanjang tahun.
Pengukuran es berlangsung di Laut Chukchi, dekat Alaska, Barents, Laut Kara dan Laptev, dekat Finlandia dan Rusia. Hal ini diyakini bahwa es yang mencair disebabkan angin hangat yang menyapu belahan bumi utara. Langit cerah di atas Kutub Utara juga telah memungkinkan sinar matahari untuk membakar lembaran es yang biasanya dilindungi awan tebal.(AIS)

Pencairan Es Kutub Utara Dekati Rekor

Tri Wahono | Sabtu, 6 Agustus 2011 | 06:46 WIB


 
SHUTTERSTOCK
KOMPAS.com — Pencairan es di kutub utara tahun ini sangat cepat, mendekati rekor tertinggi yang terjadi pada tahun 2007. Demikian hasil pengamatan Roshydromet, lembaga lingkungan hidup dari Rusia.
Dilaporkan pada Kamis (4/8/2011), jumlah wilayah yang tertutup es sudah berkurang 50 persen dari rata-rata. Jumlah es saat ini sekitar 2 juta kilometer persegi, di bawah rata-rata dari 1979 sampai 2000.
Luas es yang terukur bahkan jauh di bawah luas laut Rusia di bagian kutub utara, seperti Laut Kara (56 persen), Laut Laptev (40 persen), Laut Chukchi (35 persen), dan Laut Timur Siberia (14 persen). Es dikatakan hanya menutupi area sekitar 6,8 miliar kilometer persegi.
Para peneliti menyatakan, mencairnya kutub utara merupakan efek perubahan iklim global yang terjadi dengan intensitas bervariasi setiap tahun. Mereka juga menemukan, tahun ini es mulai mencair antara dua minggu dan dua bulan lebih awal dari biasa. Hal ini menandakan, jumlah keseluruhan es yang mencair sepanjang tahun bisa jadi lebih besar.(National Geographic Indonesia/Gloria Samantha)